Kamis, 30 Juli 2015

KOMET IKEYA-SEKI



KOMET IKEYA-SEKI DI MATA WARGA ROGOJAMPI
Komet Ikeya-Seki yang memiliki kode C/1965 S1 adalah priode kedatangan Komet terpanjang dan terlama yang pernah terlihat dari Bumi. Komet ini pertama sekali teramati oleh dua astronomer Jepang bernama Kaoru Ikeya dan Tsutomu Seki sebagai objek teleskopik samar pada 18 September 1965. Dari perhitungan kedua astronom tersebut, diperkirakan dari orbitnya bahwa pada tanggal 21 Oktober komet ini akan bergerak melalui matahari dengan jarak yang dekat sekali yaitu 450.000 Km di atas permukaan matahari. Komet ini merupakan bagian dari Kreutz Sun Grazers dan akan tampak terang dan jelas sekali terlihat dari bumi. Perhitangan tersebut tepat, Komet Ikeya-Seki itu betul-betul menampakkan diri tepat sesuai dengan prediksi dan hadir sebagai Komet paling terang yang pernah terlihat sepanjang sejarah modern dunia dengan panjang ekornya mencapai 112.654.080 KM.
Kehadiran Komet Ikeya-Seki yang dapat dilihat secara mata telanjang dan penampakannya berlangsung berhari-hari membuat beredar isu kala itu bahwa akan terjadi sebuah mala petaka besar. Isu itu kian membuat ngeri ketika orang-orang dapat menyaksikan secara jelas ekor Komet Ikeya-Seki yang tampak begitu besar dan seolah-olah akan membelah angkasa. Sampai saat ini kedatangan Komet Ikeya-Seki juga selalu dikait-kaitkan dengan Hari Kiamat oleh sebagian besar masyarakat pedalaman di Indonesia. Salah satunya adalah masyarakat di desa Rogojampi – Banyuwangi. Masyarakat tersebut selalu melakukan ritual tertentu jika ada benda-benda aneh yang muncul di langit seperti komet tersebut. Dimulai dengan arak-arakan ayam wengi (hitam) yang telah disembelih keliling kampung dan diiringi dengan bunyi-bunyian terompet suket (rumput). Ini bertujuan untuk mengusir bala (hal yang tidak diinginkan) menimpa kampung mereka. Paradigma ini tentu terlihat konyol di jaman modern ini, tetapi ritual unik ini selalu mengundang wisatawan lokal dan mancanegara untuk menikmati rentetan suguhan-suguhan ritual yang dilakukan oleh masyarakat desa tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar